KHUTBAH JUM'AT
Perumpamaan 3 Sifat Manusia dalam Al-Qur'a
Khutbah Jumat Tgl. 9 -12-2016, di Masjid Al
Istiqomah Lohbener.
السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذى أرسل
رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله ولو كره المشركون أشهد أن لا إله غلا
الله الواحد الصمد إياه نعبد وإياه نستعين ,اشهد أن محمدا عبده ورسوله بشيرا
ونذيرا وداعيا إلى الله بإذنه وسراجا منيراز أما بعد: فيا أيها المسلمون رحمكم
الله أصيكم بنفسى بتقوى الله فقد فاز
فوزا عظيما. فقد قال الله سبحانه وتعالى فى كتابه العزيز : وَأَوْحَى
رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ
الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
Hadirin Jama’ah Jum’at RK :
Di dalam al-Qur’an ada tiga binatang kecil yang
diabadikan oleh Allah swt, menjadi nama surah, yaitu al-Naml (semut), al‘Ankabut (laba-laba)dan
an-Nahl (lebah). Ketiga binatang ini masing-masing memiliki
karakter dan sifat, sebagimana digambarkan oleh al-Qur’an. Dan hal itu patut
dijadikan pelajaran oleh manusia.
Semut, memiliki sifat suka menghimpun makanan
sedikit demi sedikit tanpa henti-hentinya. Konon, binatang ini dapat menghimpun
makanan untuk bertahun-tahun sedangkan usianya tidak lebih dari satu tahun.
Kelobaanya sedemikian besar sehingga ia berusaha memikul sesuatu yang lebih
besar dari badannya, meskipun sesuatu itu tidak berguna baginya.
Hadirin Sidang Jum’at RK :
Lain halnya dengan laba-laba, sebagaimana
digambarkan dalam al-Qur’an bahwa sarang laba-laba adalah tempat yang paling
rapuh,
مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا
مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا
وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Rumah labah-labah bukanlah tempat yang aman, apa pun yang
berlindung di sana akan disergapnya dan akan binasa. Jangankan
serangga yang tidak sejenis, jantannya pun setelah selesai
berhubungan disergapnya untuk dimusnahkan oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan
hingga dapat saling memusnahkan.
Ayat di atas memberikan gambaran bahwa di
dalam masyarakat atau rumah tangga yang keadaannya seperti laba-laba; Akan rapuh,
Ayah dan ibunya selalu bertengkar, anak-anaknya tidak pernah akur, keluarganya
berantakan. Begitu juga dalam Masyarakat atau negara, yang memiliki rumah
tangga seperti labah-labah. Pimpinannya selalu berselisih, anggotanya saling
tindih-menindih, sikut menyikut seperti anak laba-laba yang baru lahir, antara
pimpinan dan bawahan saling curiga - mencurigai. Rakyatnya saling bertengkar.
Sidang Jum’at RK :
Beda halnya dengan lebah, memiliki insting
yang sangat tinggi, oleh al-Qur’an digambarkan sebagimana dalam
Firmannya :
وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى
النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا
يَعْرِشُونَ(68)ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ
ذُلُلًا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah
sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang
dibikin manusia". kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu
keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat
yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirka. “.
Hadirin Rohimakumulloh :
Lebah, Sarangnya dibuat berbentuk segi enam
bukannya lima atau empat, hal ini agar tidak terjadi pemborosan dalam lokasi.
Yang dimakannya adalah kembang-kembang dan tidak seperti semut yang
menumpuk-numpuk makanannya, lebah mengolah makanannya dan hasil olahannya ,
menjadi lilin dan madu yang sangat bermanfaat bagi manusia untuk dijadikan
sebagai penerang dan obat. Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja, dan
segala yang tidak berguna disingkirkan dari sarangnya. Ia tidak mengganggu
yang lainnya kecuali kepada yang mengganggunya, bahkan kalaupun menyakiti
(menyengat) sengatannya dapat menjadi obat.
Oleh karenanya, wajarlah kalau Nabi
mengibaratkan orang mukmin yang baik seperti lebah, sebagaimana dalam sabdanya:
قال رسول الله صم : مثل المؤمن
مثل النحلة لا تأكل إلا طيبا ولا تضع إلا طيبا وإن وقعت فى شئ لا تكسر.
Rasulullah bersabda: Perumpaan seorang mukmin adalah
seperti lebah. Ia tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali
yang baik, dan bila berada pada suatu tempat tidak merusak”
Hadirin Jama’ah Jumat RK :
Dalam kehidupan kita di dunia
ini contoh-contoh di atas seringkali diibaratkan oleh Allah dengan berbagai jenis binatang. Bahkan kalau manusia tidak
mengetahui posisinya sebagai makhluk yang memiliki aturan-aturan hukum, dalam hal ini petunjuk-petunjuk agama, bisa saja menempati posisi lebih rendah daripada binatang bahkan lebih sesat dari binatang.
“ Ulaaika kal ‘anami, balhum adollu.”
Jelaslah ada manusia yang berbudaya semut, yaitu suka
menghimpun dan menumpuk materi atau harta ( tanpa disesuaikan dengan
kebutuhan ). Menumpuk-numpuk harta tanpa ada pemanfaatan dalam agama
( dalam bentuk zakat dan sadaqah ) Tidak sedikit problem masyarakat bersumber dari budaya
tersebut. Seperti
merebaknya budaya korup, Pemborosan juga termasuk budaya tersebut di atas. yaitu hadirnya berbagi benda baru yang tidak dibutuhkan
dan tersingkirnya benda-benda lama yang masih cukup bagus untuk dipandang dan
bermanfaat untuk digunakan. Dapat dipastikan bahwa dalam masyarakat
kita, banyak manusia berbudaya semut yang
berkeliaran.
Di dalam al-Qur’an dijelaskan tentang sekelompok manusia
yang akan tersiksa di akhirat, karena mereka bekerja keras tanpa
mempertimbangkan akibat buruknya:
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ
خَاشِعَةٌ(2)عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ(3)تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً(4)تُسْقَى مِنْ
عَيْنٍ ءَانِيَةٍ
“banyak
muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api
yang sangat panas diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas”
Menurut riwayat, ayat di atas menunjuk kepada sekelompok manusia yang dalam
kehidupan dunia melakukan kegiatan yang menjadikan badan mereka letih dan
capek, tetapi kegiatan mereka tidak sesuai dengan tuntunan ajaran Islam, yaitu
yang bersangkutan lengah dari kewajiban keagamaannya. Mereka menjadi budak
harta, tergila-gila dengannya sehingga melupakan segala sesuatu, kelak di akhirat mereka masuk ke dalam neraka.
Entah berapa banyak
jumlah labah-labah yang ada disekitar kita, yaitu mereka yang tidak lagi butuh
berpikir apa, di mana, dan kapan ia makan, tetapi yang mereka pikirkan adalah
siapa yang mereka jadikan mangsa, siapa lagi yang akan ditipu, dan bagimana
cara mengambil hak orang.
Hadirin Sidang Jum’at RK :
Demikian pula di dalam
masyarakat kita berapa banyak manusia-manusia lebah, tidakkah lebih banyak
manusia-manusia semut atau manusia laba-laba. Manusia lebah itu adalah mereka
yang tidak boros, tidak suka makan atau mengambil haknya orang, yang dimakannya
adalah saripati bunga, dan ketika mengambil saripati itu tidak menjadikan
bungan itu rusak, atau tidak menjadi buah.
Bahkan sebaliknya, merekalah yang menyebabkan bunga menjadi buah. Itulah gambaran orang mukmin yang baik tidak memakan makanan
yang haram, tidak mengambil uang negara
untuk kepentingan diri sendiri.
Kemudian apa yang keluar dari mulutnya bukan sesuatu yang menyakiti persaan orang lain, tetapi sesuatu yang menyejukkan dan menyenangkan. Dan bila berada pada suatu tempat atau daerah tidak menjadi pengacau dan penyebab kericuhan. Tetapi justru kehadirannya sangat diharapkan oleh orang banyak.
Kemudian apa yang keluar dari mulutnya bukan sesuatu yang menyakiti persaan orang lain, tetapi sesuatu yang menyejukkan dan menyenangkan. Dan bila berada pada suatu tempat atau daerah tidak menjadi pengacau dan penyebab kericuhan. Tetapi justru kehadirannya sangat diharapkan oleh orang banyak.
Oleh karenanya, dalam
kesempatan ini marilah kita merenungkan dan mencontoh sifat-sifat yang dimiliki
oleh lebah itu, tidak mencontoh
sifat-sifat semut dan labah-labah, sehingga kita dapat mendapatkan nikmatnya kehidupan di
dunia ini, lebih-lebih nikmatnya kehidupan yang abadi di akhirat kelak.
Amin ya robbal ‘alamin.
Hadirin Rohimakumulloh,
Tidak terasa, kita sudah berada di bulan Maulid,
Yaitu bulan dimana sebagian besar ummat islam memperingati kelahiran Nabi besar
Muhammad saw. Berbicara kelahiran nabi kita Muhammad saw, tidak terlepas dari
berbicara kerosulannya. Dimana Nabi kita Muhammad saw. diutus sebagai Rosul,
yaitu Rosul yang rohmatan lil’alamin. Yaitu Rosul yang membawa ajaran yang
memberikan rasa aman kepada semua ummat manusia, yang memberikan kesejukkan
kepada semua ummat manusia. Yang memberikan perlindungan kepada semua ummat
manusia. Sebagaimana Allah nyatakan dalam Al Qur’an :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Tidaklah Kami
mengutusmu ( wahai Muhammad ) melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam
[Al-Anbiyâ’/21:107].
Oleh karena itu dalam rangka memperingati maulid
Nabi besar Muhammad saw. saya selaku khotib ingin mengajak kepada kaum
muslimin, marilah kita menjadi penganut agama yang mampu menciptakan agama
Islam sebagai agama rohmatan lil’alamin. Apalagi kita hidup di negara yang
serba hetrogen, yaitu negara yang terdiri dari kepulauan, berbagai agama ada di
dalamnya, berbagai suku ada di dalamnya, berbagai bahasa, dan budaya. Sedikit
saja kita bersinggungan antar agama, antar suku, dan antar budaya, dapat
merusak keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kita harus berusaha, untuk tidak melakukan
sesuatu, atau mengucapkan sesuatu, yang membuat orang lain menjadi tersinggung
atau tersakiti. Kehadiran media social, seperti Facebook, Twieeter, Washap,
Youtube dlsb, seringkali kita jadikan wahana untuk meluapkan perasaan. Betapa
banyak, orang yang bertengkar di Tweeter, Betapa banyak orang yang adu argument
di Facebook, dan betapa banyak orang yang berkomentar di Youtube, dengan
komentar-komentar yang kotor dan menyakitkan. Saya harap ini tidak dilakukan
Oleh kita, sebagai penganut agama rohmatan lil’alamin.
Siapapun yang mengucapkan kata-kata yang menyinggung perasaan penganut agama
lain, siapapun yang menyinggung suku bangsa, budaya, dan bahasa orang lain,
maka ia telah merusak kedamaian Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ).
Kehadiran segala perbedaan di negara kita, marilah
kita jadikan sebagai rahmat dan sarana untuk saling mengenal, untuk saling hormat menghormati,
satu sama yang lain, sebagaimana tujuan Allah swt. menciptakan kita, yang
dituangkan dalam Al Qur’an Surat Al Hujurot : 13
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.s 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© @ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4
ö
4…………… ÇÊÌÈ
“
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. “
Namun
endingnya adalah siapa yang bertaqwa, dialah yang paling mulya disisi Allah
swt.
4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4
¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ×Î7yz ÇÊÌÈ
Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
بارك
الله لى ولكم فى القرآن العظيم ونفعنى وإياكم من الآيات والذكر الحكيم وتقبل منى
ومنكم إله هو الغفور الرحيم.
Khutbah Jumat Kedua 2016
اَلْحَمْدُلِلّهِ
حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَه
لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ.
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ
مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ
اَمَّا
بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ
مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ
وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ
بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ
قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ
يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا
اِبْرَاهِيْمَ. في ِالْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ
اَللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِالرَّاشِدِيْنَ سَيّدِنَا اَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِاَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يذكركم وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ
اَللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِالرَّاشِدِيْنَ سَيّدِنَا اَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِاَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يذكركم وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ
Komentar
Posting Komentar