KHUTBAH JUM'AT

HARI PAHLAWAN
10 Nopember 2017

الْحَمْدُ للهِ الْمُتَفَضِّلِ بِالنِّعَمِ قَبْلَ اسْتِحْقَاقِهَا. الْمُتَكَفِّلِ لِلْاُمَمِ بِاَذْرَارِ اَرْزَاقِهَا. الْفَارِقِ بَيْنَ طَبَائِعِهَا وَ أَخْلَاقِهَا. الْحَافِظِ لَهَا مِنْ اَقْطَارِ أرْضِهَا وَآفَاتِهَا. أَشْهَدُ اَنْ لا اله الا الله ُوَحْدَهُ لَا شَرَيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مثحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَرْسَلَهُ بِالنُّوْرِ السَّاطِعِ وَالْحَقِّ الْقَطِعِ. اللَّهُمّ صَلِّ عَلَى سيّدنا مُحَمَّدٍ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَعَلَى الائِمَّةِ الرَّشِدِيْنَ وبعده. وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ: فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ, اِتَّقُوْا الله َ حَقَّ تقاته وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ الله تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْعَزِيْزِ:وَالَّذِينَ آمَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَالَّذِينَ آوَواْ وَّنَصَرُواْ أُولَـئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقّاً لَّهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ ﴿QS. al Anfal:74

Kaum Muslimin jama’ah Jum’ah RK :

            Hari ini adalah 10 November 2017, dimana 72 tahun yang lalu, pada tanggal yang sama, telah terjadi suatu peristiwa Heroik bagi bangsa Indonesia, yaitu perlawanan terhadap bangsa asing yang ingin menjajah kembali Negeri ini, dan bangsa ini, yang baru 3 bulan memproklamirkan kemerdekaannya. Maka sungguh biadab, Bangsa yang baru saja melepaskan diri dari cengkraman penjajah, akan direbutnya kembali. Maka tidak pelak lagi bangsa ini marah, dan terjadilah peperangan melawan bangsa asing, Yaitu Britania Raya di bawah pimpinan Brigjen AWS Mallaby dan Mayjen Robert Mansergh dari pihak Indonesia dikomandoi oleh Bung Tomo, KH.Hasyim Asy’ari, KH.Wahab KHasbulloh, dan KH. Masykur,
Pertempuran ini memakan waktu sekitar 3 minggu. Dalam pristiwa ini, setidaknya 6000-16.000 pejuang Indonesia tewas, dan sekitar 200.000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Dari pasukan Inggris dan India, sekitar 600-2000 tentara yang tewas. Karena itulah kemudian peristiwa ini oleh pemerintah Indonesia dikenang sebagai hari Pahlawan.
Oleh karena itu, perkenankanlah saya selaku khotib pada kesempatan Jum’at hari ini, menyampaikan topik khutbah ; “ Melanjutkan Giroh para Pahlawan”.

Kaum Muslimin jama’ah Jum’ah RK :

Kata  “Pahlawan”  berasal dari bahasa Sanskerta yaitu  “ phala-wan”  yang berarti orang yang dari dirinya menghasilkan  buah  (phala)  yang berkualitas. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata “Pahlawan” berarti orang yang menonjol karena keberanian  dan pengorbanannya dalam membela  kebenaran,  atau pejuang  yang  gagah    berani.  
Dari para Pahlawan itu, pekerjaan-pekerjaan  besar dalam sejarah hanya dapat diselesaikan oleh mereka yang memiliki Ghiroh kepahlawanan.

    Stimulan  dalan kehidupan  para pahlawan adalah keyakinan  akan  keridlaan  yang  telah  disediakan Allah  swt,untuk  merangsang  munculnya  naluri kepahlawanan  dalam  dirinya. Hal itu ditegaskan Allah SWT dalam QS. Al Anfal : 74, yaitu:

šúïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä (#rãy_$ydur (#rßyg»y_ur Îû È@Î6y «!$# tûïÉ©9$#ur (#rur#uä (#ÿrçŽ|ÇtR¨r šÍ´¯»s9'ré& ãNèd tbqãZÏB÷sßJø9$# $y)ym 4 Nçl°; ×otÏÿøó¨B ×-øÍur ×Lq̍x. ÇÐÍÈ  


Artinya: “Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.

Ayat  itu  telah menjadi  dasar resolusi  jihad  Hadrotus Syeh KH. Hasyim Asy’ari  dan  menjiwai  pidato  Pekik kemerdekaan yang digelorakan Bung Tomo dalam menghadapi gempuran   pasukan  sekutu yang di boncengi oleh tentara NICA Belanda yang ingin  menjajah kembali Indonesia. Pidato  Bung  Tomo  jihad yang menggetarkan jiwa  seluruh santri  Jawa Timur  dalam perang 10 Nopember  itu, adalah sebagai berikut:
“…Dan  untuk  kita  saudar2.  Lebih  baik  kita  hancur lebur  daripada  tidak  merdeka. Semboyan  kita tetap: merdeka atau mati!  Dan kita yakin saudara-saudara.  Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah  saudara2.  Tuhan  akan  melindungi  kita sekalian.  Allahu Akbar!   Allahu  Akbar! Allahu Akbar!  Merdeka!!!...”

Pekik komando dalam peristiwa heroik pada perang 10 Nopember 1945 benar-benar menggema sampai sekarang.  Sehingga peristiwa heroik  itu diabadikan sebagai hari Pahlawan yang  diperingati oleh bangsa Inonesia setiap tanggal 10 Nopember, setiap tahunnya.

Lalu kenapa peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember saya sampaikan di disini, di Masjid ini, dalam khutbah Jum’at ini ? Karena para pahlawannya dalm peristiwa itu adalah Para kiai, para Santri, alias ummat Islam. Bahkan dalam sejarah disebutkan, sedianya serangan itu akan dilakukan pada tanggal 8 malam 9 Nopember, namun atas saran KH.Hasyim Asy’ari, agar penyerangan ini ditunda, menunggu kehadiran Kiai dari Jawa Barat, yaitu Kiai Abbas dari Buntet Cirebon. Hal ini disampaikan oleh Panglima TNI, Gatot Nurmantio, dalam acara Pembukaan Kajian Tafsir. Juga disampaikan oleh Pejabat  Kepolisian, dalam ceramahnya yang disampaikan di Cirebon, baru-baru ini.
Oleh karena itu ummat Islam, Para Kiai, para santri di zaman sekarang, harus mampu mempertahankan Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa ini, dari upaya-upaya perebutan kembali, Negri ini oleh bangsa-bangsa asing.  Panglima TNI mengatakan, “Benteng terakhir Bangsa ini adalah Ummat Islam.”

Jama’ah Jum’at rahimakumullah !

Walaupun setiap tahunnya peristiwa heroik itu telah diperingati, namun  semangat  kepahlawanan sudah mulai luntur  dari jiwa komponen banga ini. Karena  seorang pahlawan tidak memikirkan kenikmatan sesaat untuk dirinya sendiri. Melainkan selalu berpikir kebahagiaan  dan kenikmatan  bagi anak  cucunya  kelak,  setelah  ditinggalkannya
Lunturnya jiwa kepahlawanan itu dibuktikan dengan berbagai macam perbuatan yang melawan hukum, menyalahgunakan hukum, dan melawan hati nurani. Serta perbuatan-perbuatan yang asusila, yang dapat menghancurkan  Bangsa ini secara perlahan .  
Demikian juga walaupun Indonesia telah merdeka secara pisik dari bangsa-bangsa penjajah, Ternyata Indonesia belum mampu keluar untuk merdeka secara ekonomi karena Indonesia menurut Media onlen,Tirto.id. Mentri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa, 38 persen biaya pembangunan Indonesia, berasal dari utang Luar Negeri. Juga Sri Mulyani menyampaikan bahwa utang Negara Indonesia per Juli 2017, mencapai Rp. 3.779,98 Triliun. Kenaiakan yang signifikan, bila dibandingkan dengan Tahun 2014, yang hanya mencapai Rp. 2.608 Trilun. Itu berarti bahwa Indonesia secara ekonomi belum merdeka karena Indonesia masih memiliki ketergantungan dengan bangsa lain.

Hadirin Jama’ah Jum’at RK :

Dalam Peristiwa Heroik 10 Nopember 1945, ada beberapa hal penting yang patut kita catat :

1. Mempertahankan kedaulatan dan Kemerdekaan
    Bangsa Indonesia dari bercokolnya kembali
    orang-orang asing di Indonesia, yaitu dengan
    merebutnya kembali Hotel Yamato, di Surabaya,
    yang pada saat itu sudah diduduki Belanda dan
    sekutunya.
    Apapun alasannya, sampai kapanpun, orang
    asing jangan biarkan jadi penguasa di Indonesia,
    sehinnga kita hanya jadi jongos di Negri kita
    sendiri.

2. Mempertahankan Eksistensi Bendera Merah Putih
    sebagai Lambang Negara Indonesia.
    Latar belakang pritiwa 10 Nopember, disebabkan
    Adanya peristiwa di Hotel Yamato Surabaya. Saat
    itu orang-orang Belanda yang dipimpin oleh Mr.
    Ploegman, mengibarkan bendera Belanda di pun
    cak hotel Yamato. Hal tesebutlah yang membuat
    amarah warga yang ada di Surabaya naik pitam.
    Karena Hal itu dinilai sudah menghina kedaulatan
    bangsa Indonesia serta kemerdekaan Idonesia
    yang sudah diploklamirkan di tanggal 17 Agustus
    1945. Hal ini dibuktikan dengan merobek Bendera
    Belanda, dan dikibarkannya Bendera Merah Putih.
    Bendera Merah Putih menjadi penting bagi kita,
    Karena Bendera Merah Putih merupakan simbul
    kedaulatan Negara. Maka Bangsa Indonesia
    pantas marah dan kecewa, ketika Panitia
    perhelatan Olah Raga Malayasia memasang
    Bendera Indonesia terbalik. Kita juga pantas
    kecewa, ketika ada gambar Presiden dan wakil
    Presiden, yang bekron benderanya hanya ada
    warna merah saja. Dan kita juga patut marah dan
    kecewa, ketika ada orang-orang yang melecehkan
    Bendera Merah Putih.
         Generasi muda harus tahu, bahwa untuk
    mempejuangkan agar Bendera Merah Putih tetap
    berkibar di Bumi Pertiwi ini, para pahlawan telah
    mengorbankan jiwa dan raga, mereka rela
    kehilangan nyawa, demi mempertahankan Sang
    merah Putih.

         Lambang Negara seperti Bendera merah Putih, Lambang Garuda Pancasila, Uang Rupiah, tidak patut untuk dipermaikan, karena akan merusak dan menjatuhkan wibawa Negara.
        Oleh Karena Negara ini dibangun oleh ummat Isalm, bersama-sama dengan Kaum Nasionalis, sejak merebut kemerdekaan, Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara, dan Undang-undang Dasar 45, oleh karena itu sudah sepatutnya ummat Islam senantiasa berusaha menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara dan Bangsa ini,
     “ Hubbul Waton minal Iman” ( Mencintai Tanah air, adalah bagian dari iman ).
         Maka dengan semangat Hari Pahlawan 2017, kita tingkatkan semangat, untuk menjaga dan mempertahankan Negeri ini, dan semoga Allah senantiasa melindungi dan memberikan pertolongan kepada kita semua. Amin ya Robbal ‘alamin.

اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الْشَيْطَانِ الرَّجِيْمْ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أََيْنَمَ ثُقِفُوْا اِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللهِ وَ حَبْلٍ منَ النَّاسِ. بَارَكَ اللهُ لِى وَ لَكُمْ فَى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِياَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الايَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَ تَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ الّسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. أَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا واسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA SEHAT DENGAN NATURAL

KHUTBAH JUM"AT