KHUTBAH JUM’AT
Khutbah Jum’at 23 Agustus 2019
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ
اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Kaum Muslimin Rohimakumulloh :
Alhamdulillah hari ini kita masih diberi
kesempatan oleh Allah swt. untuk bersimpuh dihadapan-Nya, tidak ada lain yaitu
dalam rangka menunaikan salah satu kewajiban kita, yaitu Sholat Jum’at.
Sholawat serta salam, semoga senantiasa tercurahkan kepada junjunan kita Nabi
Besar Muhammad saw, para shahabatnya, keluarganya, dan seluruh ummatnya.
Hadirin Jama’ah Jum,at RK :
Kita masih berada dalam suasana
menikmati kegembiraan, memperingati Hari Proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia yang ke 74. Dimana 74 tahun yang lalu kita meraih kemerdekaan dari
cengkraman para penjajah. Sekaligus juga kegembiraan dalam momentum Idul
Qurban, dimana satu tahun sekali kita bisa menikmati daging, baik sapi maupun
kambing, dalam waktu yang bersamaan, secara serentak di seantero dunia, baik
yang kaya maupun yang miskin.
Hadirin Rohimakumulloh :
Dan dari sekian banyak nikmat Allah swt. yang tak terhitung jumlahnya, yang diberikan kepada
manusia adalah nikmat kemerdekaan.
Hal ini merupakan nikmat yang tidak bisa diukur dengan harta benda dan
uang. Nikmat kemerdekaan adalah nikmat yang utama, setelah nikmat Iman, Islam
dan kesehatan. Oleh karena itu, banyak orang bersedia mengorbankan apapun demi
mendapatkan hak untuk merdeka.
Oleh karena itu, mari kita jaga
kemerdekaan ini, jangan sampai jatuh kembali ke tangan aseng
Dan asing.
Merupakan fakta sejarah yang tidak dapat dipungkiri bahwa peran dan
sumbangan Ummat Islam, para Ulama, para kiai,
para santri, dan para pahlawan Indonesia yang lainnya,begitu
besar, dan menentukan dalam perjuangan
bangsa Indonesia menentang penjajah dan mengusir penjajah, sehingga bisa meraih
kemerdekaan.
Betapa kontribusi mereka yang sangat
bernilai, yang mungkin kita dan generasi berikutnya tidak tahu.. Betapa banyak
anak-anak kita yang tidak lagi mengenal para pahlawan pejuang kemerdekaan.
Tidak mengenal lagi pahlawan Revolusi. Tidak mengenal lagi tokoh-tokoh Nasional
yang berjasa di negeri ini. Tidak lagi mengenal Patriotik-patriotik yang
membela Republik ini dari rongrongan
bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu harus kita lestarikan cerita-cerita tentang
perjuangan meraih kemerdekaan di setiap momentum peringatan Proklamasi
Kemerdekaan. Jangan sampai generasi mendatang, hanya tahu upacara bendera,
panjat pinang, lomba balap karung, lomba mukukul kendi dan lain-lain. Kita generasi tua, yang tahu betapa pedih
dan sengsaranya, menjadi bangsa yang terjajah, dan betapa susahnya untuk meraih
kemerdekaan, jangan bosan-bosannya untuk menyampaikan dan memberikan pemahaman
kepada anak-anak kita, yang tiak sempat menyaksikan keadaan Indonesia sebelum
tahun 1945, karena mereka belum lahir. Dengan harapan, informasi sejarah itu,
senantiasa dijadikan giroh untuk mempertahankan
kemerdekaan ini, dan dijadikan suatu semangat untuk mengukir prestasi dalam mengisi kemerdekaan ini. Saatnya kita
menjadikan momentum kemerdekaan ini untuk meneladani perjuangan para ulama, para kiai, dan para patriot
negeri ini. Meneruskan perjuangan mereka dan membawa kemerdekaan ini
menuju kemerdekaan yang totalitas dalam segala arti dan bentuknya.
Hadirin Rohimakumulloh :
Seringkali kita merasa merdeka dari
cengkraman penjajah, tapi belum merdeka dari cengkraman bangsa sendiri.
Tidak adanya keadilan, tidak adanya suprimasi hukum, dan tidak adnya
kedaulatan rakyat, adalah sebagai cirri kita sedang dijajah oleh bangsa
sendiri.
Seringkali kita merasa merdeka dan
bebas untuk melaku kan apa saja, padahal kita belum merdeka dari cengkraman
hawa hafsu kita sendiri.
Betapa banyak diantara kita yang menghalalkan segala cara, demi memenuhi
hawa nafsu kita, untuk menguasai Harta kekayaan, kedudukan dan jabatan.
Seringkali kita merasa merdeka dan bebas
menguasai dan memiliki apa saja, tetapi bersamaan dengan itu, diri kitapun
dibelenggu oleh kekayaan dan harta benda.
Oleh karena itu Allah mengingatkan kepada kita, untuk dapat bersimpuh
seperti sekarang di mesjid ini, agar kita tidak terbelenggu oleh harta dan
kedudukan kita, dengan firmannya yang tertera di samping mesjid ini :
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sÎ) ÏqçR Ío4qn=¢Á=Ï9 `ÏB ÏQöqt ÏpyèßJàfø9$# (#öqyèó$$sù 4n<Î) Ìø.Ï «!$# (#râsur yìøt7ø9$# 4 öNä3Ï9ºs ×öyz öNä3©9 bÎ) óOçGYä. tbqßJn=÷ès? ÇÒÈ
“
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
Mengetahui. “ ( QS. Al Jum’ah : 9 ).
Maksud
ayat ini adalah : Jangan sampai kita terbelenggu oleh harta kita, oleh bisnis
kita, oleh pekerjaan kita, kedudukan dan jabatan kita.
Kita tidak bisa datang ke masjid
untuk sholat jum’at, karena sedang nungguin toko, kita tidak bisa datang ke
masjid untuk sholat jum’at, karena tanggung pekerjaan kator belum selesai.
Kita
tidak bisa datang kamesjid untuk sholat jum’at, karena tanggung pekerjaan di
sawah.
Hal
ini menunjukkan bahwa kita belum merdeka dari cengkraman Harta dan Jabatan
kita.
Hadirin
Rohimakumulloh :
Alhamdulillah, di Lohbener ini saya
dengar, bahwa ada pemilik toko bangunan, yang apabila datang waktunya sholat,
beliau tutup dan mengajak para pelayannya untuk sholat berjamaah, kemudian
selesai sholat berjamaah, para pelannya diajak makan siang bersama.
Inilah
pigur pengusaha yang tidak terbelenggu oleh harta bendanya, sehingga ia merasa
merdeka untuk memenuhi panggilan Tuhannya.
Mudah-mudahanan
bisa diikuti oleh toko-toko yang lain, seperti kebiasaan di Arab, bila tiba
waktu sholat, seluruh toko dan pedagang tutup, mereka memenuhi panggilan Allah
swt, menunaikan sholat berjamaah.
Hadirin
Rohimakumullah :
Begitu
juga dengan anda, dengan kita. Kita bisa menikmati sejuknya air wudlu dan
bersimpuh di di masjid ini, untuk
menunaikan sholat Jum’at, karena anda mampu memerdekakan diri dari belenggu dan
cengkraman harta benda dan jabatan anda.
Adapun
selesai Sholat Jum’at, tidak ada larangan untuk melanjutkan aktivitas kembali.
Yang jualan, silahkan jualan lagi, Tukang bangunan silahkan melanjutkan
pekerjaannya, Pegawai kantor, silahkan masuk kantor lagi, para petani silahkan
ke sawah atau ke lading lagi. Sebagaimana Allah mempersilahkan kita pada ayat
berikutnya :
#sÎ*sù ÏMuÅÒè% äo4qn=¢Á9$# (#rãϱtFR$$sù Îû ÇÚöF{$# (#qäótGö/$#ur `ÏB È@ôÒsù «!$# (#rãä.ø$#ur ©!$# #ZÏWx. ö/ä3¯=yè©9 tbqßsÎ=øÿè? ÇÊÉÈ
“ Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung. “
Begitu juga dengan saudara-saudara
kita yang sedang menunaikan ibadah Haji di tanah suci, Makkatul Mukarromah dan
Maditatul Munawwaroh. Mereka sedang belajar memerdekakan diri dari belenggu dan
cengkraman harta benda, kekayaan dan jabatan, serta keluarga, yang senantiasa
jadi penghalang untuk beribadah kepada Allah swt. Mereka tinnggalkan Tanah air,
mereka tinggalkan Rumah dan keluarganya. Mereka tinggalkan bisnis dan
jabatannya. Hanya semata-mata memenuhi Panggilan Allah swt. yang menciptakannya. Kita doakan, agar mereka diberi kekuatan dan
keselamatan, sehinnga dapat pulang ke Tanah airnya masing-masing dengan
predikat Haji yang mabrur.
Oleh karena itu, dalam mengisi
kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 74 ini, masih ada yang perlu kita
pejuangkan, yaitu kemerdekaan dalam kemerdekaan. Dengan kata lain kita belum berada dalam
kemerdekaan
yang sejati. Apabila kita belum mampu
memerdekakan diri kita dari cengkraman hawa nafsu, kekayaan dan kedudukan.
Sehingga kita tidak berdaya, untuk mengumpulkan amal sholeh, yang menjadi bekal
untuk kehidupan kelak di akherat.
Kita pun harus berusaha, membebaskan Republik ini dari rongrongan
orang-orang yang merongrong kewibawaan Negara, yang memprorakporandakan
kesatuan dan persatuan bangsa ini, Juga orang-orang yang melepaskan asset-aset
Negara kepada pihak-pihak asing.
Mudah-mudahan kita diberi kekuatan dan kemampuan untuk menjaga
kemerdekaan Republik ini, sepanjang hayat dikandung badan.
Dan mudah-mudahan kita diberi kemampuan
untuk memerdekakan diri kita sendiri dari hawa nafsu, dan cengkraman kehidupan
dunia yang fana ini. Agar kita selamat di dunia, dan selamat di akhirat.
Bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.
Amin ya Robbal ‘alamiiin.
جَعَلَنَا
اللهُ وَاِيَّـاكُمْ مِنَ الْفَا ئِزِيْنَ
الاَْمِنِيْنَ. وَاَدْخَلَنَـا وَاِيَّـاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَـادِهِ الصَّـالِحِـيْنَ. اَعُوْذُبِا اللهِ مِنَ الشَّيْطَانَ الرَّجِيْمِ. فَمَنْ تَابَ مِنْ
بَعْدِ ظُلْمِهِ وَاَصْلَحَ فَاِنَّ اللهَ يَتُوبُ عَلَيْهِ اِنَّ اللهَ غَفُورٌ
رَحِيْمٌ.
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَاَرْحَمْ وَاَنْتَ
خَيْرُا الرَّاحِمِيْن