Khutbah Jum’at Maulid Tgl. 6 September 2024
di Masjid Al Istiqomah Lohbener
Oleh ; H.Al Asy’ari, S.Ag. M.Si.
Sekretaruis PD-DMI Indramayu
الْحَمْدَ
.لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ
عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ
إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه . اَللّٰهُمّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. فَيَا عِبَادَاللهُ اُوصِيْكُمْ
وَنَفْسِى بِتَقْوَاالله . اِتَّقُواللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن . أَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا
اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزًا عَظِيْمًا
Maasyiral Muslimin
rahimakumullah,
Alhamdulillah, segala
puji bagi Allah swt. Shalawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada
Rasulullah saw. Semoga kita senantiasa termasuk golongan hamba yang pandai
bersyukur dan mendapatkan syafaat dari Nabi Agung Muhammad saw di hari kiamat.
Amin.
Tidak terasa, kita
sudah berada kembali di Bulan Robiul awal 1446 H., yang di Indonesia lebih sering disebut sebagai
bulan Maulid. Bulan maulud yang berarti Bulan Kelahiran. Disebut demikian karena
memang dalam bulan ini terjadi sebuah peristiwa yang amat agung yakni Kelahiran
Nabi terakhir, Muhammad saw. Sosok paling mulia di dunia, sosok yang kita
diperintahkan untuk senantiasa bershalawat kepadanya, untuk meraih syafaat dan
keagungannyanya. Bukan hanya kita saja yang bershalawat, Malaikat dan Allah swt
pun bershalawat kepada beliau. Hal ini termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab
ayat 56:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ
عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya Allah
dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan
kepadanya.
Maasyiral Muslimin
rahimakumullah,
Kehadiran Nabi Muhammad
ke dunia ini membawa sebuah misi penting di antaranya adalah memperbaiki akhlak
manusia. Misi ini menandakan bahwa akhlak menjadi bagian penting dalam
kehidupan manusia karena itulah yang akan membawa perdamaian dan ketentraman
dalam setiap interaksi manusia dengan lingkungan sekitar. Rasulullah SAW
bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari, Baihaqi, dan Hakim:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ
الأَخَلاقِ
“Sungguh aku diutus
menjadi Rasul untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
Akhlak menjadi bagian
utama dalam bangunan kepribadian seorang muslim sehingga para ulama menyebut
bahwa “Al-Adabu fauqal ilmi’. Bahwa adab, tatakrama, akhlak, di atas ilmu yang
dalam artian harus didahulukan untuk dimasukkan dalam diri setiap muslim. Dalam
pendidikan pun sudah seharusnya mengedepankan aspek afektif (sikap dan
karakter) dibanding aspek kognitif (kepintaran otak). Maka itu fungsi guru dan
orang tua yang paling utama adalah mendidik agar generasi muda menjadik baik.
Bukan hanya mengajar untuk menjadikan generasi muda menjadi pintar.
Pendidikan karakter
dan akhlak generasi muda di era saat ini menjadi sangat dan sangat penting. Hal
ini karena tantangan dan godaan zaman di tengah perkembangan teknologi semakin
menjadi-jadi. Akibat perkembangan teknologi dan informasi saat ini, ancaman
terhadap degradasi moral sangat terlihat di depan mata. Kita lihat bagaimana
saat ini akhlak para pemuda sudah mulai tereduksi akibat gaya hidup digitalisasi
di zaman modern.
Kejadian tindakan
kriminal, asusila, kurangnya kepedulian sosial dan menurunnya rasa
sosial-kemanusiaan yang dilakukan dan dimiliki generasi muda mudah ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini kita rasakan mereka lebih asik bermain di
dunia maya dengan ponselnya dari pada bersosialisasi di dunia nyata. Kebiasaan
berkomentar di media sosial yang tak melihat dengan siapa ia berbicara, terbawa
dalam kehidupan nyata. Sehingga bisa dirasakan mereka menyamakan antara
berbicara dengan teman dan berbicara dengan orang tua.
Begitu juga akhlak
kepada Guru yang semakuin luntur. Tidak sedikit hari ini para siswa yang sering
melawan gurunya, melawan pendidiknya.
Oleh karena itu ummat
islam sangat marah ketika Mentri Pendidikan dan Pemerintah mau menggusur Pendidikan
akhlak dari kurikulum, dan menggantinya dengan Pendidikan Budi Pekerti. Terlebih ketika Pendidikan Agama mau
dihilangkan dari Kurikulum sekolah.
Hadirin jamaah Jum’at RK;
Pendidikan akhlak di
sekolah mejadi penting, karena hal ini sesuai dengan tujuan semula diutusnya
Nabi Muhammad saw. sebagai seorang Rosul, adalah untuk menyempurnakan akhlak
manusia. sebagaimana sabda Beliau;
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ
الأَخَلاقِ
“Sesungguhnya aku diutus
ke muka bumi, untuk menyempurnakan akhlak”
Di era digitalisasi
ini, Gampangnya berkomunikasi, berinteraksi, dan mencari informasi juga sedikit
demi sedikit menjadikan para generasi muda menggampangkan berbagai hal. Ini
berdampak kepada sikap malas dan mudah menyerah pada tantangan permasalahan
yang dihadapi. Mereka terdidik dengan hasil yang instan tanpa perjuangan berat
dan menghilangkan etos perjuangan serta sikap tak kenal menyerah.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Fenomena-fenomena ini
patut direnungi oleh kita dan para orang tua pada umumnya. Momentum Maulid Nabi
Muhammad saw menjadi saat yang tepat untuk kembali memperkuat penjagaan pada
akhlak generasi penerus. Perlu dipantau aktivitas mereka saat memegang
handphone agar akhlak bisa benar-benar terjaga. Akhlak menjadi barometer apakah
seseorang menjadi insan terbaik atau tidak. Bukan kepintaran yang menjadi
barometer!. Rasulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Thabrani dari
Ibnu Umar:
خَيْرُ النَّاسِ أحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Sebaik-baik manusia
adalah yang paling baik akhlaknya.”
Sudah saatnya di bulan
Maulid ini kita kembali meneladani akhlak Nabi yang merupakan suri tauladan
terbaik sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ
اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ
اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
“Sungguh, pada (diri)
Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak
mengingat Allah.”
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Selain menjadikan
Maulid sebagai momentum menjaga akhlak generasi muda, mari jadikan bulan Maulid
ini sebagai kesempatan meningkatkan kuantitas dan kualitas shalawat dan cinta
kita kepada Nabi Muhammad. Perbanyak shalawat, insyaallah hidup menjadi nikmat
karena mendapat syafaat di hari kiamat.
Syafaat dari Nabi
Muhammad menjadi hal yang sangat penting untuk kita raih. Karena kita tidak
tahu ibadah mana yang akan diterima di sisi Allah. Menurut kita kuantitas dan
kualitas ibadah sudah maksimal, namun belum tentu di sisi Allah swt. Sehingga
kita perlu senantiasa berdoa untuk meraih rahmat dari Allah serta perbanyak
bershalawat kepada Nabi untuk meraih syafaatnya.
Dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, disebutkan ada seorang sahabat
yang mengadu kepada Nabi. Ia merasa tidak rajin dalam menjalankan ibadah namun
punya modal kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Jawaban Nabi pun sangat
menggembirakan. Nabi mengatakan sahabat tersebut akan dikumpulkan bersama Nabi
di hari kiamat.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَتَى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ قَالَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ
صَلَاةٍ وَلَا صَوْمٍ وَلَا صَدَقَةٍ وَلَكِنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
قَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Dari sahabat Anas,
sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi, kapan hari kiamat terjadi
ya Rasul? Nabi bertanya balik, apa yang telah engkau persiapkan? Ia menjawab,
aku tidak mempersiapkan untuk hari kiamat dengan memperbanyak shalat, puasa dan
sedekah. Hanya aku mencintai Allah dan Rasul-Nya. Nabi berkata, engkau kelak
dikumpulkan bersama orang yang engkau cintai. ( HR Al-Bukhari dan Muslim).
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Semoga kita bisa
meneruskan dan mewujudkan misi Nabi kepada para generasi muda yakni menjadikan
akhlak mulia sebagai sendi-sendi peradaban kehidupan manusia. Semoga kita
senantiasa bisa meneladani akhlak Nabi dan kita akan menjadi umatnya yang
mendapatkan syafaatnya, sehingga kita dimasukan ke dalam surganya Allah swt.
Amin.ya robbal ‘alamiiin.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ
اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ
الرَّحِيْم