KHUTBAH JUM'AT
“HABIS GELAP TERBITLAH TERANG”
Khutbah Jum’at Tgl 30-4-2021
الْحَمْدُ لِلّٰهِ
ذِي الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَفَضَّلَ شَهْرَ رَمَضَانَ عَلَى غَيْرِهِ مِنْ
شُهُوْرِ الْعَامِ، خَصَّهُ بِمَزِيْدٍ مِنَ الْفَضْلِ وَالْكَرَمِ وَالإِنْعَامِ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، تَبَارَكَ
اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّـدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَنْ صَلَّى وَصَامَ، صَلَّى اللهُ
عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْبَرَرَةِ الْكِرَامِ،
وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ!
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ. فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ
الْكَرِيْمِ: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. يَاۤأَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ
قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ Alhamdu lillahilladzi dzilfadli wal in’am, wa
fadhola syahru romadhon ‘ala ghoerihi Min syuhuril ’aam. Khossuhu bimazidin
minal fadli wal kirom . Asyhadu allaa ilaaha illallohu wahdahu laa syarika lah.
Tabarokasmu robbika dzul jalali wal ikroom. Wa asyhadu anna sayyidana Muhammadan
‘abduhu wa Rosuluhul kirom. Shollallohu ‘ala Muhammadin wa ‘ala alihi wa
ashabihil barorotil kiroom. Wa sallama tasliman katsiro. Amma ba’du : Payaa
ayyuhal muslimuunal kiroom, ushikum wa nafsi bi taqwalloh, la’allakum tuflihuun.
Wa qolallohu ta’ala fi kitabihil karim : “ Syahru Romadhonalladzi unzila fiihil
Qur’an, Hudallinnaasi wa bayyinati minal Huda wal Furqon.” Ma‘asyiral Muslimin
rahimakumullah, Tidak terasa kita sudah berada di hari yang ke 18, di bulan suci
Romadlan tahun ini, dan hari ke 30 bulan April 2021. Yang berarti kita sudah
melewati 2 momentum sejarah yang amat penting, yang tak boleh kita lupakan
begitu saja, terutama oleh ummat Islam. Kedua peristiwa bersejarah itu adalah
peristiwa Nuzulul Qur’an ( Diturunkannya Al Qur’an ), yang jatuh pada tanggal 17
Romadlan, dan peristiwa Lahirnya Pahlawan Nasional wanita, yang bernama Raden
Ajeng kartini, yang jatuh pada tanggal 21 April. Lalu apa korelasi keduanya,
sehingga peristiwa keduanya khotib usung sebagai Tema khutbah kali ini, yaitu “
HABIS GELAP TERBITLAH TERANG.” Hadirin Jama’ah Jum’at RK ; 1.Yang Pertama,
peristiwa turunnya Al Qur’an yang sering kita sebut “Nuzulul Qur’an”, yang biasa
kita peringati setiap tanggal 17 Romadlan, adalah sebuah peristiwa dimana tujuan
utama diturunkannya Al Qur’an adalah “ Yukhrijukum minadldlulumati ilan Nuur.
Yaitu tujuan utama di turunkannya Al Qur’an ke muka bumi, adalah untuk
mengeluarkan manusia dari kegelapan. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al
Qur’an, Surat Ibrahim, ayat : 1 الۤرٰ ۚكِتٰبٌ اَنۡزَلۡنٰهُ اِلَيۡكَ لِـتُخۡرِجَ
النَّاسَ مِنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوۡرِ ۙ بِاِذۡنِ رَبِّهِمۡ اِلٰى صِرَاطِ
الۡعَزِيۡزِ الۡحَمِيۡدِۙ Alif Laam Roo, Kitaabun anzalnahu ilaika
litukhrijannasa minadl dlulumati ilannur. Biidzni Robbihim ilaa shirootil Azizil
hamid “Alif Lam Ra. (Ini adalah) Kitab ( Al Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu
(Muhammad), agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya
terang-benderang dengan izin Tuhan, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Mahaperkasa,
lagi Maha Terpuji.” ( QS.Ibrahim : 1 ) Hadirin Rohimakumulloh ; Banyak ayat
Al-Qur’an yang membicarakan tentang bagaimana mengeluarkan manusia dari
kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. 1. Terkadang Allah menisbatkan
bahwa yang mengeluarkannya menuju cahaya adalah Allah swt secara langsung.
Sebagaimana tersebut dalam ayat berikut : اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا
يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ “ Allahu waliyyulladzina aamanu
yukhrijuhum minadldlulumati ilan Nuur. “Allah pelindung orang yang beriman. Dia
mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman).” (QS.Al-Baqarah: ayat
257) 2. Terkadang dinisbatkan kepada para Nabi sebagai tugas mereka untuk
menyelamatkan manusia. Sebagai contoh ketika Allah menceritakan tentang Nabi
Musa as, وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ بِآيَاتِنَا أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ “ Walaqod arsalna Musa bi ayaatina an akhrij kaomaka
minadl dlulumati ilan Nuur. “ “Dan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan
membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya), “Keluarkanlah kaummu
dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang.” (QS.Ibrahim: 5). Hadirin
Rohimakumulloh; Bila kita perhatikan, kata الظُّلُمَات (kegelapan), selalu
disebutkan dalam bentuk Jama’, yakni bentuk yang banyak. Sementara النُّورِ
(cahaya) selalu disebutkan dalam bentuk Mufrad, yakni satu/tunggal. Karena
memang kegelapan itu memiliki bermacam - macam bentuk: wabah penyakit yang tak
kunjung selesai, adalah kegelapan. Kebodohan, pendidikan yang carut marut,
adalah kegelapan, Kekufuran, kedoliman, adalah kegelapan. Kemaksiatan di
mana-mana, adalah wujud kegelapan. Norma hukum yang tidak jelas, adalah wujud
kegelapan. Ketidak adilan adalah wujud kegelapan. Dan lain sebagainya. Sementara
kalimat cahaya disebutkan oleh Allah dengan kalimat tunggal, karena hanya cahaya
ilahi semata. Hanya cahaya Allah-lah yang bakal mengeluarkan manusia dari
kegelapan dunia dan kegelapan akhirat. Hanya cahaya Allah-lah yang bisa
menyelamatkan manusia dari Fitnah dunia dan Fitnah akherat. Hanya cahaya
Alloh-lah yang bisa menuntun manusia ke jalan yang benar ( Shirotol Mustaqim ).
Hadirin Rohimakumulloh; Al Qur’an bisa mengeluarkan manusia dari kegelapan
kepada jalan yang terang, apabila Al Qur’an dijadikan petunjuk ( Hudal linnaas )
dan dijadikan penjabaran dari pedoman ( Wabayyinati minal Huda ), dan dijadikan
alat ukur untuk membedakan mana yang benar dan yang salah, yang halal dan yang
haram, yang boleh dan yang tidak boleh ( Wal Furqon ). Sebagaimana Allah
berfirman dalam Surat Al Baqoroh ayat : 185 “ Syahru Romadhonalladzi unzila
fihil Qur’an, Hudal linnaasi wa bayyinati minal huda wal furqon.” “Bulan
Ramadan, adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang batil).” Oleh kare itu Al Qur’an, tidak cukup
dengan dibaca saja, tetapi harus dipelajari dan digali isi kandungannya. Supaya
kita tau aturan-aturan, hukum-hukum yang tersirat dalam Al Qur’an. Bulan
Romadlan sebagai bulan Al Qur’an, dimana pada bulan ini, Al Qur’an, banyak
dibaca kaum muslimin, mari kita tingkat- kan, tidak hanya sekedar membaca, tapi
kita pelajari isi kandungannya. Sehingga Al Qu’an bisa dijadikan pedoman hidup
kita. Hadirin Rohimakumulloh 2. Peristiwa bersejarah yang kedua adalah lahirnya
Pahlawan Nasional wanita, yang bernama Raden Adjeng Kartini. Raden Adjeng
Kartini yang mempunyai nama lain Raden Ayu Kartini, Lahir di Djepara ( Hindia
Belanda ), pada tanggal 21 April 1879, Putri seorang patih yang diangkat menjadi
Bupati Djepara, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, ibunya bernama MA Ngasirah.
Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di Europeesche Lagere
School (ELS). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Namun, setelah
usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah saatnya dipingit. Karena
Kartini bisa berbahasa Belanda, di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis
surat kepada teman-teman korespondensi-nya yang berasal dari Belanda. Salah
satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dengan membaca
buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir
perempuan Eropa. Maka timbullah keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi,
karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang amat
rendah. Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi
sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar
surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa,
yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki
kebebasan menuntut ilmu dan belajar. Kartini menulis ide dan cita-citanya,
seperti tertulis dalam Bahasa Belnda: Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht,
Zelf- vertrouwen dan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Semua itu atas
dasar ( Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan
Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air).
Surat-surat Kartini juga berisi harapannya untuk memperoleh pertolongan dari
luar. Pada perkenalannya dengan Estelle "Stella" Zeehandelaar, Kartini
mengungkap keinginan untuk menjadi seperti kaum muda Eropa. Ia menggambarkan
penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk
di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal,
dan harus bersedia dimadu. Oleh karena itu, perjuangan Kartini dikenal den
Perjuangan “ Emansipasi Wanita.” Kumpulan surat-surat Kartini tersebut, setelah
beliau wafat, dibukukan oleh J.H. Abendanon dengan judul Door Duisternis Tot
Licht .Yang arti harfiahnya : “ Dari kegelapan Menuju Cahaya” atau dengan kata
lain “ HABIS GELAP TERBIRTLAH TERANG.” Yang dalam bahasa Al Qur’an disebut “
MINADL DLULUMATI ILAN NUUR.” Hadirin Rohimakumulloh ; Itulah Korelasi kedua
peristiwa bersejarah tersebut, yaitu terletak pada tujuan, yakni “ MINADL
DLULUMATI ILAN NUUR. Mudah-mudahan Indonesia dan kita semua, segera dikeluarkan
Minadl dlulumati ( dari kegelapan ) ilan Nuur, ( kepada cahaya yang terang
benderang ).
Barokallohu li walakum……………….
Komentar
Posting Komentar